Ini tidak terlalu seram, namun aku tetap akan memberitahu mu. Temanku mengatakan ini terjadi pada temannya (aku memanggilnya Chiaki) beberapa tahun lalu.
Jadi, Chiaki menderita depresi untuk waktu yang cukup lama. Dia sampai ke titik dimana ia tidak dapat bersosialisasi dan berhenti dari kerjaannya. Ia menghabiskan waktu di dalam ruangan, menghindari berhubungan dengan orang. Yang dapat ia pikirkan hanyalah betapa besarnya ia ingin mati.
Suatu hari, ia memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Ia menarik kabel listrik dari plafon atap dan menjadikan sebuah tali untuk tubuhnya. Ketika ia siap untuk menendang pijakan dibawah kakinya, teleponnya berbunyi.
Muncul suara-suara di dalam kepalanya. Ia turun dan menjawab telepon.
"Chiaki? ini Ibu. Apa kamu baik-baik saja?"
Sekarang pukul 3 dini hari, ibunya menelpon Chiaki. Ia tidak pernah menelpon Chiaki terlalu malam dan biasanya sudah tidak terjaga lagi. Chiaki meyakinkan semuanya baik-baik saja dan melanjutkan percakapan seperti biasa.
"Chiaki?" Ibunya bertanya ragu-ragu. "Sebenarnya bagaimana kabarmu? Adikku menelpon dan mengatakan kalau aku perku menelpon mu. Ia mengatakan kamu hampir mati... Apa kamu baik-baik saja?"
Chiaki tidak dapat menjawab. Ia akhirnya menumpahkan seluruh emosinya, jatuh berlutut, dan mulai menangis.
Telepon dari ibunya sudah menyelamatkan nyawanya.
Credits: Okaruto
No comments:
Post a Comment